• MTS NEGERI 1 SINTANG
  • Sehat, Cerdas, Berprestasi

MADRASAH DI ERA PENDIDIKAN GLOBAL

Oleh: Sutardi

Peran pesantren, madrasah dan lembaga pendidikan Islam telah lama diakui oleh masyarakat. Namun di saat yang sama pesantren sering pula dianggap sebagai institusi yang banyak “menghambat” kemajuan dan modernisasi. Begitupun madrasah, selama ini masih dipandang rendah kualitasnya oleh sebagian masyarakat.

Sebenarnya, jika ditilik dari prestasi, pesantren dan madrasah tidak kalah dibanding sekolah umum. Dalam berbagai ajang kompetisi, siswa madrasah telah berhasil menunjukkan prestasinya. Pemberitaan miring di media massa tentang perilaku negatif siswa madrasah seperti tawuran, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, dan lain-lain juga jarang sekali terdengar bahkan nyaris tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa madrasah mampu memberikan nilai lebih bagi para siswanya dibanding sekolah umum melalui pendidikan keagamaan yang intensif. Sehingga siswa madrasah tidak hanya memiliki kematangan intelektual semata melainkan juga memiliki kematangan mental dan spiritual.

Karya nyata pendidikan di madrasah perlu dida’wahkan oleh stakeholder madrasah agar citra madrasah tidak selalu menjadi nomor dua setelah sekolah umum. Kepercayaan masyarakat harus ditumbuhkan dan dijaga melalui berbagai upaya peningkatan kualitas pelayanan pembelajaran dan pendidikan madrasah. Dalam hal ini, seluruh stakeholder madrasah harus terus berinovasi meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan pembelajaran agar citra madrasah tidak selalu menjadi nomor dua setelah sekolah umum.

Sebagai lembaga pendidikan Islam, Pesantren dan madrasah paling tidak memiliki dua peran penting di tengah masyarakat. Pertama, sebagai lembaga pendidikan. Kedua, sebagai lembaga sosial kemasyarakatan. Sebagai lembaga pendidikan, kedudukan madrasah sama dan sejajar dengan sekolah formal lainnya. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989 ditegaskan bahwa madrasah adalah sekolah umum yang berciri khas agama Islam serta pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengakui madrasah sebagai salah satu jalur pendidikan di Indonesia. Kurikulum yang digunakan pun secara umum mengacu kepada kurikulum Dinas Pendidikan dan ditambah kurikulum agama yang dikeluarkan oleh Departemen Agama.

Oleh karena, madrasah mempunyai peluang memberikan nilai lebih bagi para siswanya dibanding sekolah umum. Kurikulum madrasah menggabungkan kurikulum umum dari Kementerian Pendidikan dan Kurikulum Pendidikan Agama islam dari Kementerian Agama. Muatan kurikulum umum berupa sains dan teknologi serta kurikulum Pendidikan Agama Islam menjadikan peserta didik tidak hanya memiliki kematangan intelektual semata melainkan juga memiliki kematangan mental dan spiritual. Kenakalan dan kemaksiatan remaja, tumbangnya korban-korban narkoba di lingkungan anak-anak dan remaja kita, pada umumnya adalah akibat ketidakpedulian kita pada pendidikan agama generasi muda. Kehadiran pesantren dan madrasah dapat menjadi alternatif pendidikan di saat arus globalisasi memporak-porandakan tatanan akhlaq generasi muda saat ini.

Tidak dapat kita pungkiri, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini terus melaju dengan pesat. Media informasi dapat bermanfaat tetapi juga dapat menjadi ajang maksiat, dapat memupuk keshalihan tetapi juga dapat menjerumuskan pada kehancuran. Sehingga bila generasi muda tidak dipersiapkan intelektual dan sekaligus mentalnya, iman dan taqwanya, maka generasi muda akan mengambil mentah-mentah teknologi dan kebudayaan yang belum tentu sejalan dengan budaya bangsa Indonesia. Selain itu, kebutuhan masyarakat tentang tenaga profesional yang memiliki akhlak mulia semakin nyata. Maka pesantren dan madrasah diharapkan dapat menyiapkan stock PNS dan tenaga kerja yang memiliki kelebihan di bidang mental dan akhlaknya.

Kedua, sebagai lembaga sosial kemasyarakatan, kehadiran pesantren dan madrasah dapat berperan sebagai changing and developing masyarakat. Di bidang ini pesantren dan madrasah sangat dikagumi karena pandai merubah perilaku masyarakat, memotivasi, atau melakukan perubahan-perubahan terhadapnya. Pesantren dan madarasah telah banyak berperan membina ummat, dan tidak hanya berkutat dalam masalah-masalah pengajaran yang dihadapi pada saat ini. Madarasah mencoba tidak hanya terjebak dengan Ujian Nasional dan sejenisnya, tetapi juga berperan dalam pengembangan masyarakat (Haningsih, 2008)

Dalam perkembangan modern seperti saat ini, tuntutan peran pesantren dan madrasah semakin kompleks. Problem-problem sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat, masalah disintegrasi, kemiskinan, kemunduran akhlak sudah semakin terbuka dan merajalela di masyarakat. Maka pesantren dan madrasah diharapkan tidak saja mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan faham keagamaan, tetapi juga dapat terlibat menyelesaikan masalah-masalah sosial tersebut. Dengan demikian, esensi peran strategis pesantren dan madasah yaitu mencetak kader ulama yang mendalami ilmu agama dan pada saat yang sama mengetahui, terampil, dan peduli terhadap persoalan keummatan. Pesantren dan madrasah adalah tempat untuk mencetak kader “faqih fi ’ulum al-din” dan “faqih fi mashalih al-ummah” (mumpuni dalam ilmu dan praktik keagamaan dan mumpuni dalam beramal shalih untuk kemaslahatan umat). Lulusan Pesantren dan madrasah diharapkan baik agamanya dan pandai menghadapi persoalan umat.

Akhirnya, mungkinkah pesantren dan madrasah mampu menjadi besar? pertanyaan ini tidak untuk dijawab mungkin atau tidak, tetapi harus dijawab dengan kata “harus” karena pesantren dan madrasah memang harus menjadi besar seiring dengan ekspektasi masyarakat yang semakin besar terhadap pesantren, madrasah dan sekolah Islam, terutama setelah pendidikan yang lain tidak mampu memenuhi tuntutan perbaikan mental dan akhlak yang diharapkan masyarakat. Sebagaimana pepatah melayu, pesantren dan madrasah diharapkan mampu mengokohkan kehidupan "adat bersendi syara’, syara’ bersendikan kitabullah". Wallahua’lam.

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Harmoni Khatulistiwa

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
PANCA MATRA PEMBELAJAR SEJATI

Oleh: Sutardi Kita sudah sering mendengar kutipan yang disampaikan oleh Imam Asy-Syafi'i: "Jika kamu tidak tahan terhadap letihnya belajar, maka kamu harus bersiap kelak menanggung let

11/08/2024 19:19 - Oleh Administrator - Dilihat 115 kali
DUH! MEDIA KITA (REFLEKSI PERINGATAN HARI ANAK NASIONAL)

Oleh : Sutardi Kehadiran media sosial telah menjadi bagian hidup masyarakat modern saat ini. Coba hitung berapa hari kita mampu tidak menonton youtube, tiktok, atau media sosial sama s

11/08/2024 15:29 - Oleh Administrator - Dilihat 185 kali